Lambang swastika Nazi dilarang diberbagai negara usai kekalahan Nazi Jerman di PD II.
Usai invasi Rusia ke Ukraina, lambang tersebut viral di mana-mana karena digunakan oleh kendaraan tempur Rusia sebagaimana kelihatan di berbagai media TV.
Para pesohor olahraga dari Rusia juga kena hukuman menggunakan lambang Z ini karena dianggap mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Belakangan Jerman membuat peraturan bahwa warganya yang ketahuan menggunakan lambang Z dapat dihukum dengan tuduhan mendukung pendudukan Rusia di Ukraina.
Sementara itu, pasukan Rusia dilaporkan sudah mulai meninggalkan posisi mereka di dekat Kyiv. Hal itu diperkirakan menyusul bakal digelarnya KTT Damai Rusia dan Ukraina di Turki.
Namun pihak Ukraina yakin bahwa pasukan Rusia hanya sedang melakukan rotasi karena beberapa informasi dari kemenhan Rusia mempublikasikan pergerakan maju pasukan ke dalam Kyiv.
Berbagai pihak juga kurang yakin dengan kebenaran informasi dari Kremlin yang mengaku mengubah strategi untuk hanya merebut wilayah Donbass yang di dalamnya terdapat Donetsk dan Lugansk, dua negara yang diakui Rusia baru-baru ini.
Keraguan muncul karena Rusia justru membombardir kota-kota di bagian barat Ukraina. Pengumuman perubahan strategi diyakini hanya siasat agar pergerakan pasukan Rusia tidak menjadi sorotan media massa.
Pergerakan pasukan Rusia diperkirakan dapat dibaca Ukraina berkat bantuan intelijen AS dkk yang memasok data satelit dan menyadap komunikasi pasukan Rusia.
Sekitar 16 ribu pasukan Rusia diperkirakan tewas selama sebulan operasi militer di Ukraina. Sebagian besar adalah para wajib militer dan tentara Muslim minoritas Rusia dari suku Kazakh dan Tatar Krimea.
Suku Kazakh masih terdapat di dalam Rusia. Posisi mereka sangat terdiskriminasi karena menjadi minoritas kuadrat karena sejatinya mereka sudah punya negara di Kazakhstan namun memilih menjadi warga Rusia saat Uni Soviet bubar.
Tentara Muslim Rusia banyak diturunkan dalam invasi Rusia kali ini khususnya sebagai umpan peluru atau cannon fodder.
Mereka akan diturunkan ke lokasi yang masih dikuasai oleh konsentrasi pasukan Ukraina.
Namun tingginya angka kematian pasukan Rusia ini dinilai oleh pengamat Barat menjadi kelemahan pasukan Rusia.
Meski yang tewas adalah kalangan minoritas yang tidak terlalu mengganggu suasana kebatinan warga mayoritas Rusia dari suku bang Rus, namun hal itu dapat disebut sebagai kekurangmatangan strategi dan taktik di pihak Rusia.
Sementara itu tentara Chechnya yang justru punya semangat dan kemampuan tempur hanya diberikan senjata dan ranpur ringan yang menandakan masih adanya kekurangpercayaan Kremlin kepada loyalitas kalangan Chechen ini.
0 comments:
Post a Comment