Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani menyebut Nahdlatul Ulama (NU) memiliki potensi untuk menumbuhkan ekonomi warganya. Namun, Sri Mulyani menanyakan, kenapa NU tidak bisa menikmati akses permodalan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp100 Triliun.
"Kalau pemerintah bisa ada KUR sampai Rp100 Triliun dan kenapa NU tidak bisa menikmati itu. Jadi nanti kita akan lihat apakah perlu ada sesuatu evaluasi yang menargetkan," kata Sri Mulyani saat Closing Ceremony NU Expo di Gedung JX International, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Sabtu (24/12/2016).
Lebih jauh ia menjelaskan, kalau dilihat dari potensi, jumlah muslim di Indonesia sangat memiliki potensi yang sangat besar. Saat ini, keinginan masyarakat memiliki instrumen-instrumen berbasis syariah mulai muncul. Jadi saat ini, kata Sri Mulyani, prospeknya masih tinggi.
Namun, biasanya modalnya masih sangat terbatas. Yang diperlukan saat ini adalah tentang instrumen-instrumen keuangan yang kemudian dikombinasikan dengan basis syariah. Kata Sri Mulyani, terkait instrumen keuangan, pemerintah sekarang menerbitkan SUKUK (Surat Berharga Syariah Negara Ritel) yang jumlahnya mencapai Rp200 Triliun. "Dan kemarin waktu diterbitkan terakhir.
Ritel Sukuk itu jumlah investornya mencapai 48000 investor," jelasnya. Dilihat dari kondisi ini memiliki potensi yang luar biasa. Hal ini terlihat ada masyarakat yang memiliki dana besar kemudian menginginkan instrumen dan instrumen itu tersedia terbatas. "Oleh karena itu kita akan mendorong lagi lebih banyak lembaga keuangan untuk lebih mengimplementasikan instrumennya dan masyarakat menjangkau lebih luas," pungkasnya. (sumber)
"Kalau pemerintah bisa ada KUR sampai Rp100 Triliun dan kenapa NU tidak bisa menikmati itu. Jadi nanti kita akan lihat apakah perlu ada sesuatu evaluasi yang menargetkan," kata Sri Mulyani saat Closing Ceremony NU Expo di Gedung JX International, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Sabtu (24/12/2016).
Lebih jauh ia menjelaskan, kalau dilihat dari potensi, jumlah muslim di Indonesia sangat memiliki potensi yang sangat besar. Saat ini, keinginan masyarakat memiliki instrumen-instrumen berbasis syariah mulai muncul. Jadi saat ini, kata Sri Mulyani, prospeknya masih tinggi.
Namun, biasanya modalnya masih sangat terbatas. Yang diperlukan saat ini adalah tentang instrumen-instrumen keuangan yang kemudian dikombinasikan dengan basis syariah. Kata Sri Mulyani, terkait instrumen keuangan, pemerintah sekarang menerbitkan SUKUK (Surat Berharga Syariah Negara Ritel) yang jumlahnya mencapai Rp200 Triliun. "Dan kemarin waktu diterbitkan terakhir.
Ritel Sukuk itu jumlah investornya mencapai 48000 investor," jelasnya. Dilihat dari kondisi ini memiliki potensi yang luar biasa. Hal ini terlihat ada masyarakat yang memiliki dana besar kemudian menginginkan instrumen dan instrumen itu tersedia terbatas. "Oleh karena itu kita akan mendorong lagi lebih banyak lembaga keuangan untuk lebih mengimplementasikan instrumennya dan masyarakat menjangkau lebih luas," pungkasnya. (sumber)
0 comments:
Post a Comment